Friday 2 August 2013
Struktur Atom
Do you like this story?
Hai, ketemu lagi dengan saya admin dari Miftah Blog
Pada kesempatan ini saya mau nge-share tugas sekolah saya yang pertama dijenjang SMA
STRUKTUR ATOM
Struktur atom merupakan
satuan dasar materi yang terdiri dari inti atom beserta awan elektron
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan
positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula
sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom
dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada
atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
bermuatan negatif yang mengelilinginya. Inti atom mengandung campuran proton yang bermuatan
positif dan neutron yang bermuatan netral (terkecuali pada Hidrogen-1 yang tidak memiliki neutron).
Elektron-elektron pada sebuah atom terikat pada inti atom oleh gaya elektromagnetik. Demikian pula
sekumpulan atom dapat berikatan satu sama lainnya membentuk sebuah molekul. Atom yang
mengandung jumlah proton dan elektron yang sama bersifat netral, sedangkan yang mengandung
jumlah proton dan elektron yang berbeda bersifat positif atau negatif dan merupakan ion. Atom
dikelompokkan berdasarkan jumlah proton dan neutron pada inti atom tersebut. Jumlah proton pada
atom menentukan unsur kimia atom tersebut, dan jumlah neutron menentukan isotop unsur tersebut.
Istilah atom berasal
dari Bahasa Yunani, yang berarti tidak dapat dipotong ataupun sesuatu yang
tidak
dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan
dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh
lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan
berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa
'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
dapat dibagi-bagi lagi. Konsep atom sebagai komponen yang tak dapat dibagi-bagi lagi pertama kali
diajukan oleh para filsuf India dan Yunani. Pada abad ke-17 dan ke-18, para kimiawan meletakkan
dasar-dasar pemikiran ini dengan menunjukkan bahwa zat-zat tertentu tidak dapat dibagi-bagi lebih jauh
lagi menggunakan metode-metode kimia. Selama akhir abad ke-19 dan awal abad ke-20, para fisikawan
berhasil menemukan struktur dan komponen-komponen subatom di dalam atom, membuktikan bahwa
'atom' tidaklah tak dapat dibagi-bagi lagi. Prinsip-prinsip mekanika kuantum yang digunakan para
fisikawan kemudian berhasil memodelkan atom.
Relatif terhadap
pengamatan sehari-hari, atom merupakan objek yang sangat kecil dengan massa
yang
sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop
penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan
neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang
tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang
mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah
aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan
menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras.
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan
memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.
sama kecilnya pula. Atom hanya dapat dipantau menggunakan peralatan khusus seperti mikroskop
penerowongan payaran. Lebih dari 99,9% massa atom berpusat pada inti atom, dengan proton dan
neutron yang bermassa hampir sama. Setiap unsur paling tidak memiliki satu isotop dengan inti yang
tidak stabil yang dapat mengalami peluruhan radioaktif. Hal ini dapat mengakibatkan transmutasi yang
mengubah jumlah proton dan neutron pada inti. Elektron yang terikat pada atom mengandung sejumlah
aras energi, ataupun orbital, yang stabil dan dapat mengalami transisi di antara aras tersebut dengan
menyerap ataupun memancarkan foton yang sesuai dengan perbedaan energi antara aras.
Elektron pada atom menentukan sifat-sifat kimiawi sebuah unsur dan
memengaruhi sifat-sifat magnetis atom tersebut.
A. PERKEMBANGAN TEORI ATOM
1. Teori Atom Jonh Dalton
John Dalton mengemukakan hipotesa tentang atom berdasarkan
hukum kekekalan massa (Lavoisier)
dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:
dan hukum perbandingan tetap (Proust). Teori yang diusulkan Dalton:
- Atom merupakan bagian terkecil dari materi yang sudah tidak dapat dibagi lagi.
- Atom
digambarkan sebagai bola pejal yang sangat kecil, suatu unsur memiliki
atom-atom yang
identik dan berbeda untuk unsur yang berbeda. - Atom-atom
bergabung membentuk senyawa dengan perbandingan bilangan bulat dan
sederhana.
Misalnya air terdiri atom-atom hidrogen dan atom-atom oksigen
Reaksi kimia merupakan pemisahan atau penggabungan atau penyusunan kembali dari atom-atom,
sehingga atom tidak dapat diciptakan atau dimusnahkan.
Kelebihan dari teori Dalton ini adalah memulai minat
terhadap penelitian mengenai model atom.
Kelemahannya
adalah tidak menerangkan hubungan lautan senyawa dan
daya hantar arus listrik,
jika atom merupakan bagian terkecil dari suatu unsure
dan tidak dapat dibagi
lagi.
2. Teori Atom J.J Thomson
Setelah penemuan proton oleh Goldstein di tahun 1886 dan
elektron oleh J.J. Thomson di tahun 1897.
Kemudian pada tahun 1898 J.J Thomson mengemukakan model atomnya. Model atom Thomson
menyatakan bahwa atom berbentuk bulat dimana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam
atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif yang berada di antara muatan positif.
Kemudian pada tahun 1898 J.J Thomson mengemukakan model atomnya. Model atom Thomson
menyatakan bahwa atom berbentuk bulat dimana muatan listrik positif yang tersebar merata dalam
atom dinetralkan oleh elektron-elektron yang bermuatan negatif yang berada di antara muatan positif.
Model atom Thomson didasarkan pada asumsi bahwa massa
elektron lebih kecil dari massa atom, dan
elektron merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral, maka elektron yang
bermuatan negatif akan menetralkan suatu muatan positif dalam atom. Hal ini mendukung keberadaan
proton dalam atom.
elektron merupakan partikel penyusun atom. Karena atom bermuatan netral, maka elektron yang
bermuatan negatif akan menetralkan suatu muatan positif dalam atom. Hal ini mendukung keberadaan
proton dalam atom.
Kelebihan teori atom Thomson ini adalah membuktikan adanya
partikel lain yang bermuatan negative dalam atom.
Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsure.
Selain itu juga memastikan bahwa atom tersusun dari partikel yang bermuatan positif dan negative untuk membentuk atom netral.
Juga membuktikan electron terdapat dalam semua unsure.
Berarti atom bukan merupakan bagian terkecil dari suatu unsure.
Selain itu juga memastikan bahwa atom tersusun dari partikel yang bermuatan positif dan negative untuk membentuk atom netral.
Juga membuktikan electron terdapat dalam semua unsure.
Kelemahannya
adalah belum dapat menerangkan bagaimana susunan muatan positif dalam bola dan
jumlah electron
3. Teori Atom Rutherford
Eksperimen yang dilakukan Rutherford adalah penembakan
lempeng tipis dengan partikel alpha.
Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan.
Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif.
Ternyata partikel itu ada yang diteruskan, dibelokkan atau dipantulkan.
Berarti di dalam atom terdapat susunan-susunan partikel bermuatan positif dan negatif.
Hasil penelitian Rutherford sekaligus menggantikan model atom Thomson, Rutherford mengajukakan
model atom yang menyatakan bahwa atom tersusun dari inti yang
bermuatan positif dikelilingi oleh
elektron-elektron yang bermuatan negatif,
seperti planet mengelilingi matahari.
Massa atom terpusat pada inti dan sebagian besar volum atom
merupakan ruang hampa/kosong.
Karena atom bersifat netral, maka jumlah muatan positif dalam inti (proton)
harus sama dengan jumlah elektron.
Karena atom bersifat netral, maka jumlah muatan positif dalam inti (proton)
harus sama dengan jumlah elektron.
Kelebihan
teori atom Ritherford adalah menyatakan bahwa atom tersusun
dari inti atom dan
electron yang mengelilingi inti.
Kelemahannya, model tersebut tidak dapat
menerangkan mengapa electron
tidak pernah jatuh ke inti sesuai dengan teori
fisika klasik.
4. Model Atom Borh
Niels Bohr dengan percobaannya menganalisa spektrum warna
dari
atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah :
atom hidrogen yang berbentuk garis. Hipotesis Bohr adalah :
- Atom terdiri dari inti yang bermuatan positif dan dikelilingi
- oleh elektron yang bermuatan negatif di dalam suatu lintasan.
Elektron dapat berpindah dari satu lintasan ke yang lain dengan menyerap atau
memancarkan energi sehingga energi elektron atom itu tidak akan berkurang.
Jika
berpindah lintasan ke lintasan yang lebih tinggi maka elektron akan menyerap
energi
. Jika beralih ke lintasan yang lebih rendah maka akan memancarkan energi
Kelebihan atom Bohr adalah bahwa atom terdiri dari beberapa
kulit untuk tempat
berpindahnya elektron.Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan
spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom
yang lebih sempurna dari model atom Bohr.
berpindahnya elektron.Kelemahan model atom ini adalah: tidak dapat menjelaskan
spekrum warna dari atom berelektron banyak. Sehingga diperlukan model atom
yang lebih sempurna dari model atom Bohr.
B.
PARTIKEL PENYUSUN ATOM
1. ELEKTRON
Teori atom Dalton menyatakan bahwa atom merupakan bagian
terkecil dari materi.
Pada kenyataannya, atom dapat dibagi menjadi partikel penyusunnya yaitu elektron,
neutron dan proton. Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian tentang arus listrik
pada gas bertekanan rendah. Penelitian dimulai pada tahun 1855 oleh Heinrich Geissler
, yang berhasil merancang tabung gelas bertekanan rendah yang disebut tabung Geissler.
Pada tahun 1859, Julius Plucker menggunakan tabung Geissler alam percobaan
elektrolisis gas, didalam tabung ia memasang 2 plat elektrode, elektrode pada kutub
positif disebut anode, sedangkan elektrode pada kutub positif disebut katode
. Setelah diberi tegangan tinggi, ia mengamati adanya berkas sinar yang dipancarkan
dari katode. Namun Plucker menganggap sinar tersebut sebagai cahaya listrik biasa.
Pada kenyataannya, atom dapat dibagi menjadi partikel penyusunnya yaitu elektron,
neutron dan proton. Hal ini dibuktikan berdasarkan penelitian tentang arus listrik
pada gas bertekanan rendah. Penelitian dimulai pada tahun 1855 oleh Heinrich Geissler
, yang berhasil merancang tabung gelas bertekanan rendah yang disebut tabung Geissler.
Pada tahun 1859, Julius Plucker menggunakan tabung Geissler alam percobaan
elektrolisis gas, didalam tabung ia memasang 2 plat elektrode, elektrode pada kutub
positif disebut anode, sedangkan elektrode pada kutub positif disebut katode
. Setelah diberi tegangan tinggi, ia mengamati adanya berkas sinar yang dipancarkan
dari katode. Namun Plucker menganggap sinar tersebut sebagai cahaya listrik biasa.
Pada tahun 1876, Eugene Goldstein, menggunakan teknik yang
sama dengan Plucker,
namun ia menamakan berkas sinar yang dipancarkan dari katode sebagai sinar katode.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah sinar katode itu sebagai gelombang
elektromagnetik atau partikel?
namun ia menamakan berkas sinar yang dipancarkan dari katode sebagai sinar katode.
Pertanyaan yang muncul adalah apakah sinar katode itu sebagai gelombang
elektromagnetik atau partikel?
Wiliam Crookes, pada tahun 1880, memodifikasi tabung
Geissler untuk membuat vakum
lebih baik, tabung ini disebut sebagi tabung Crookes. Pengamatan Crookes tehadap
karakteristik sinar katode dapat disimpulkan sebagai berikut:
lebih baik, tabung ini disebut sebagi tabung Crookes. Pengamatan Crookes tehadap
karakteristik sinar katode dapat disimpulkan sebagai berikut:
Sinar katode merambat lurus.
Sinar katode membawa muatan karena dibelokkan dalam medan magnet.
Sinar katode memiliki massa karena dapat memutar kincir kecil dalam tabung.
Sinar katode menyebabkan materi seperti gas dan zat lain berpijar.
Akhirnya Crookes menyimpulkan bahwa sinar katode adalah partikel bermuatan.
Pada tahun 1891, George Johnston Stoney, berpendapat bahwa sinar katode adalah partikel,
ia menamakan sebagai elektron. Pada tahun 1897, J.J. Thomson membuktikan bahwa sinar
katode adalah merupakan berkas partikel, dengan menggunakan tabung sinar katode khusus.
Sinar katode membawa muatan karena dibelokkan dalam medan magnet.
Sinar katode memiliki massa karena dapat memutar kincir kecil dalam tabung.
Sinar katode menyebabkan materi seperti gas dan zat lain berpijar.
Akhirnya Crookes menyimpulkan bahwa sinar katode adalah partikel bermuatan.
Pada tahun 1891, George Johnston Stoney, berpendapat bahwa sinar katode adalah partikel,
ia menamakan sebagai elektron. Pada tahun 1897, J.J. Thomson membuktikan bahwa sinar
katode adalah merupakan berkas partikel, dengan menggunakan tabung sinar katode khusus.
2. PROTON
Pada tahun 1886, Eugene Goldstein, membuktikan adanya muatan
positif. Pembuktian
dilakukan menggunakan tabung sinar katode dimana plat katode telah diberi lubang.
Ia mengamati jalannya sinar katode yang merambat menuju anode, tenyata terdapat sinar
lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katode. Oleh karena
arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan positif.
dilakukan menggunakan tabung sinar katode dimana plat katode telah diberi lubang.
Ia mengamati jalannya sinar katode yang merambat menuju anode, tenyata terdapat sinar
lain yang bergerak dengan arah berlawanan melewati lubang pada plat katode. Oleh karena
arahnya berlawanan, maka sinar tersebut haruslah terdiri dari muatan positif.
3. NEUTRON
Penemuan partikel neutron diawali oleh penelitian
Rutherford, dalam eksperimennya ia
berusaha menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom dan ia
mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari massa atom. Pada tahun 1920,
William Draper Harkins, berasumsi bahwa terdapat partikel lain dalam inti atom selain
proton, partikel itu bermassa hampir sama dengan proton dan tidak bermuatan, ia
menyebutnya sebagai neutron. Hingga tahun 1932, James Chadwick, membuktikan
keberadaan partikel neutron.
berusaha menghitung jumlah muatan positif dalam inti atom dan massa inti atom dan ia
mendapati bahwa massa inti atom hanya setengah dari massa atom. Pada tahun 1920,
William Draper Harkins, berasumsi bahwa terdapat partikel lain dalam inti atom selain
proton, partikel itu bermassa hampir sama dengan proton dan tidak bermuatan, ia
menyebutnya sebagai neutron. Hingga tahun 1932, James Chadwick, membuktikan
keberadaan partikel neutron.
Adanya
penemuan neutron ini, membuat strukur atom semakin jelas, bahwa atom
tersusun
atas inti atom dengan elektron mengelilingi pada lintasan kulitnya. Inti atom
terdiri dari proton yang bermuatan positif dan neutron yang tidak bermuatan.
Sedangkan elektron bermuatan negatif.
C. NOTASI
ATOM
Nomor Atom
Nomor atom menunjukkan jumlah muatan positif dalam
inti (jumlah proton). menurut
Hendry Moseley (1887-1915) jumlah muatan positif setiap unsur bersifat karakteristik.
Jadi unsur yang berbeda akan mempunyai nomor atom yang berbeda. untuk jumlah
muatan positif (nomor atom) diberi lambang Z diberi lambang Z. Jika atom bersifat
netral maka jumlah muatan positif (proton)sama dengan jumlah muatan negatif
(elektron), jadi nomor atom = jumlah proton =jumlah elektron.
Hendry Moseley (1887-1915) jumlah muatan positif setiap unsur bersifat karakteristik.
Jadi unsur yang berbeda akan mempunyai nomor atom yang berbeda. untuk jumlah
muatan positif (nomor atom) diberi lambang Z diberi lambang Z. Jika atom bersifat
netral maka jumlah muatan positif (proton)sama dengan jumlah muatan negatif
(elektron), jadi nomor atom = jumlah proton =jumlah elektron.
Z = np = ne , dimana n = Jumlah
Nomor Massa
Berdasarkan
percobaan tetes Millikan ditemukan seperti tabel:
Atom terdiri dari proton, neutron dan elektron. Massa atom =
(massa p + massa n)
+ massa e. Dari tabel massa elektron jauh lebih kecil dibandingkan massa neutron dan
proton, maka massa elektron diabaikan. dengan demikian massa atom = massa p +
massa n. Massa atom dinyatakan sebagai nomor massa dan dilambangkan A.
+ massa e. Dari tabel massa elektron jauh lebih kecil dibandingkan massa neutron dan
proton, maka massa elektron diabaikan. dengan demikian massa atom = massa p +
massa n. Massa atom dinyatakan sebagai nomor massa dan dilambangkan A.
A = massa n + massa p —–>
n = A – Z
D. ISOTOP, ISOBAR DAN
ISOTON
Isotop
Isotop
adalah atom unsur sama dengan nomor massa berbeda. Isotop dapat juga
dikatakan
sebagai atom unsur yang mempunyai nomor atom sama tetapi mempunyai
nomor massa
berbeda karena setiap unsur mempunyai nomor atom yang berbeda.
Karbon merupakan
contoh adanya isotop.
Setiap karbon mempunyai nomor atom 6 tetapi nomor massanya
berbeda-beda.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun unsurnya sama belum tentu
nomor massanya sama.
Dari contoh tersebut dapat dikatakan bahwa walaupun unsurnya sama belum tentu
nomor massanya sama.
Isobar dan Isoton
Isobar adalah
atom unsur yang berbeda tetapi mempunyai nomor massa sama.
Isobar dapat dimengerti dengan melihat contoh berupa
dengan yang memiliki nomor massa sebesar 24. Sedangkan isoton adalah
tom unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah netron yang sama. Contoh isoton
adalah yang sama-sama memiliki jumlah neutron 20.
Isobar dapat dimengerti dengan melihat contoh berupa
dengan yang memiliki nomor massa sebesar 24. Sedangkan isoton adalah
tom unsur yang berbeda tetapi mempunyai jumlah netron yang sama. Contoh isoton
adalah yang sama-sama memiliki jumlah neutron 20.
E. KONFIGURASI ELEKTRON
·
Konfigurasi
elektron dari atom
Hubungan antara orbital dengan tabel periodic
Kita akan melihat bagaimana cara menuliskan konfigurasi
elektron sampai pada orbital d.
Halaman ini akan menjelaskan konfigurasi berdasarkan tabel periodik sederhana di atas ini
dan selanjutnya pengaplikasiannya pada konfigurasi atom yang lebih besar.
Halaman ini akan menjelaskan konfigurasi berdasarkan tabel periodik sederhana di atas ini
dan selanjutnya pengaplikasiannya pada konfigurasi atom yang lebih besar.
Periode Pertama
Hidrogen hanya memiliki satu elektron pada orbital 1s, kita
dapat menuliskannya dengan
1s1 dan helium memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s2
Periode kedua
1s1 dan helium memiliki dua elektron pada orbital 1s sehingga dapat dituliskan dengan 1s2
Periode kedua
Sekarang kita masuk ke level kedua, yaitu periode kedua.
Elektron litium memenuhi orbital
2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki
konfigurasi elektron 1s22s1. Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s22s2.
2s karena orbital ini memiliki energi yang lebih rendah daripada orbital 2p. Litium memiliki
konfigurasi elektron 1s22s1. Berilium memiliki elektron kedua pada level yang sama – 1s22s2.
Sekarang kita mulai mengisi level 2p. Pada level ini
seluruhnya memiliki energi yang sama,
sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
sehingga elektron akan menempati tiap orbital satu persatu.
B1s22s22px1
C1s22s22px12py 1
N1s22s22px12py 12pz1
C1s22s22px12py 1
N1s22s22px12py 12pz1
Elektron selanjutnya akan membentuk sebuah pasangan dengan
elektron tunggal yang
sebelumnya menempati orbital.
sebelumnya menempati orbital.
O1s22s22px22p y12pz1
F1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
F1s22s22px22py 22pz1
Ne 1s22s22px22py 22pz2
Kita dapat melihat di sini bahwa semakin banyak jumlah
elektron, semakin merepotkan
bagi kita untuk menuliskan struktur elektron secara lengkap. Ada dua cara penulisan
untuk mengatasi hal ini dan kita harus terbiasa dengan kedua cara ini.
bagi kita untuk menuliskan struktur elektron secara lengkap. Ada dua cara penulisan
untuk mengatasi hal ini dan kita harus terbiasa dengan kedua cara ini.
Cara singkat
pertama : Seluruh variasi orbital p dapat dituliskan secara
bertumpuk.
Sebagai contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s22s22p5, dan neon sebagai 1s22s22p6.
Sebagai contoh, flor dapat ditulis sebagai 1s22s22p5, dan neon sebagai 1s22s22p6.
Penulisan ini biasa dilakukan jika elektron berada dalam
kulit dalam. Jika elektron
berada dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang
ditulis dalam cara singkat, terkadang dengan cara penuh.
berada dalam keadaan berikatan (di mana elektron berada di luar atom), terkadang
ditulis dalam cara singkat, terkadang dengan cara penuh.
Sebagai contoh, walaupun kita belum membahas konfigurasi
elektron dari klor,
kita dapat menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
kita dapat menuliskannya sebagai 1s22s22p63s23px23p y23pz1.
Perhatikan bahwa elektron-elektron pada orbital 2p bertumpuk
satu sama lain
sementara orbital 3p dituliskan secara penuh. Sesungguhnya elektron-elektron pada
orbital 3p terlibat dalam pembentukan ikatan karena berada pada kulit terluar dari
atom, sementara elektron-elektron pada 2p terbenam jauh di dalam atom dan
hampir bisa dikatakan tidak berperan sama sekali.
sementara orbital 3p dituliskan secara penuh. Sesungguhnya elektron-elektron pada
orbital 3p terlibat dalam pembentukan ikatan karena berada pada kulit terluar dari
atom, sementara elektron-elektron pada 2p terbenam jauh di dalam atom dan
hampir bisa dikatakan tidak berperan sama sekali.
Cara singkat
kedua : Kita dapat menumpukkan seluruh elektron-elektron
terdalam
dengan menggunakan, sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini,
[Ne] berarti konfigurasi elektron dari atom neon -dengan kata lain 1s22s22px22py22p z2.
dengan menggunakan, sebagai contoh, simbol [Ne]. Di dalam konteks ini,
[Ne] berarti konfigurasi elektron dari atom neon -dengan kata lain 1s22s22px22py22p z2.
Berdasarkan cara di atas kita dapat menuliskan konfigurasi
elektron klor dengan
[Ne]3s23px23py23pz 1.
[Ne]3s23px23py23pz 1.
Periode ketiga
Mulai dari neon, seluruh orbital tingkat kedua telah
dipenuhi elekton, selanjutnya
kita harus memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama
dengan periode-periode sebelumnya, kecuali adalah sekarang semuanya berlangsung
pada periode ketiga.
kita harus memulai dari natrium pada periode ketiga. Cara pengisiannya sama
dengan periode-periode sebelumnya, kecuali adalah sekarang semuanya berlangsung
pada periode ketiga.
Sebagai contoh :
cara singkat
|
||
Mg
|
1s22s22p63s2
|
[Ne]3s2
|
S
|
1s22s22p63s23px 23py13pz1
|
[Ne]3s23px23py13p z1
|
Ar
|
1s22s22p63s23px 23py23pz2
|
[Ne]3s23px23py23p z2
|
Permulaan periode keempat
Sampai saat ini kita belum mengisi orbital tingkat 3 sampai
penuh – tingkat 3d belum
kita gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-orbital, kita dapat
melihat bahwa setelah 3p energi orbital terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron
mengisinya terlebih dahulu.
kita gunakan. Tetapi kalau kita melihat kembali tingkat energi orbital-orbital, kita dapat
melihat bahwa setelah 3p energi orbital terendah adalah 4s – oleh karena itu elektron
mengisinya terlebih dahulu.
K
|
1s22s22p63s23p6 4s1
|
Ca
|
1s22s22p63s23p6 4s2
|
Bukti kuat tentang hal ini ialah bahwa elemen seperti
natrium ( 1s22s22p63s1 ) dan kalium
( 1s22s22p63s23p64s 1 ) memiliki sifat kimia yang mirip.
( 1s22s22p63s23p64s 1 ) memiliki sifat kimia yang mirip.
Elektron terluar menentukan sifat dari suatu elemen. Sifat
keduanya tidak akan mirip bila
konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1.
konfigurasi elektron terluar dari kalium adalah 3d1.
Elemen blok s dan p
Elemen-elemen pada golongan 1 dari tabel periodik memiliki
konfigurasi elektron terluar
ns1(dimana n merupakan nomor antara 2 sampai 7). Seluruh elemen pada golongan 2
memiliki konfigurasi elektron terluar ns2. Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan
sebagai elemen-elemen blok s.
ns1(dimana n merupakan nomor antara 2 sampai 7). Seluruh elemen pada golongan 2
memiliki konfigurasi elektron terluar ns2. Elemen-elemen di grup 1 dan 2 dideskripsikan
sebagai elemen-elemen blok s.
Elemen-elemen dari golongan 3 seterusnya hingga gas mulia
memiliki elektron terluar
pada orbital p. Oleh karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
pada orbital p. Oleh karenanya, dideskripsikan dengan elemen-elemen blok p.
Elemen blok d
Perhatikan bahwa orbital 4s memiliki energi lebih rendah
dibandingkan dengan orbital
3d sehingga orbital 4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya
akan mengisi orbital 4p.
3d sehingga orbital 4s terisi lebih dahulu. Setelah orbital 3d terisi, elektron selanjutnya
akan mengisi orbital 4p.
Elemen-elemen pada blok d adalah elemen di mana elektron
terakhir dari orbitalnya berada
pada orbital d. Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga seng
, yang umumnya kita sebut dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah
“elemen transisi” dan “elemen blok d” sebenarnya tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi
dalam perihal ini tidaklah menjadi suatu masalah.
pada orbital d. Periode pertama dari blok d terdiri dari elemen dari skandium hingga seng
, yang umumnya kita sebut dengan elemen transisi atau logam transisi. Istilah
“elemen transisi” dan “elemen blok d” sebenarnya tidaklah memiliki arti yang sama, tetapi
dalam perihal ini tidaklah menjadi suatu masalah.
Elektron d hampir selalu dideskripsikan sebagai, sebagai
contoh, d5 atau d8 – dan bukan
ditulis dalam orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan elektron
akan menempati orbital sendiri sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati orbital
sendiri-sendiri barulah elektron selanjutnya berpasangan.
ditulis dalam orbital yang terpisah-pisah. Perhatikan bahwa ada 5 orbital d, dan elektron
akan menempati orbital sendiri sejauh ia mungkin. Setelah 5 elektron menempati orbital
sendiri-sendiri barulah elektron selanjutnya berpasangan.
d5
berarti
d8 berarti
Perhatikan bentuk pengisian orbital pada level 3, terutama
pada pengisian atom 3d setelah 4s.
Sc
|
1s22s22p63s23p6 3d14s2
|
Ti
|
1s22s22p63s23p6 3d24s2
|
V
|
1s22s22p63s23p6 3d34s2
|
Cr
|
1s22s22p63s23p6 3d54s1
|
Perhatikan bahwa kromium tidak mengikuti keteraturan yang
berlaku. Pada kromium
elektron-elektron pada orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang,
mudah untuk diingat jikalau keteraturan ini tidak berantakan – tapi sayangnya tidak !
elektron-elektron pada orbital 3d dan 4s ditempati oleh satu elektron. Memang,
mudah untuk diingat jikalau keteraturan ini tidak berantakan – tapi sayangnya tidak !
Mn1s22s22p63s23p6 3d54s2(kembali ke keteraturan semula)
Fe1s22s22p63s23p6 3d64s2
Co1s22s22p63s23p6 3d74s2
Ni1s22s22p63s23p6 3d84s2
Cu1s22s22p63s23p6 3d104s1 (perhatikan!)
Zn1s22s22p63s23p6 3d104s2
Pada elemen seng proses pengisian orbital d selesai.
Fe1s22s22p63s23p6 3d64s2
Co1s22s22p63s23p6 3d74s2
Ni1s22s22p63s23p6 3d84s2
Cu1s22s22p63s23p6 3d104s1 (perhatikan!)
Zn1s22s22p63s23p6 3d104s2
Pada elemen seng proses pengisian orbital d selesai.
Pengisian sisa periode 4
Orbital selanjutnya adalah 4p, yang pengisiannya sama
seperti 2p atau 3p. Kita sekarang
kembali ke elemen dari galium hingga kripton. Sebagai contoh, Brom, memilki
konfigurasi elektron 1s22s22p63s23p63d104s 24px24py24pz1.
kembali ke elemen dari galium hingga kripton. Sebagai contoh, Brom, memilki
konfigurasi elektron 1s22s22p63s23p63d104s 24px24py24pz1.
F. MASSA ATOM RELATIF
(Ar.) & MASSA MOLEKUL RELATIF (Mr.)
1. Massa
Atom Relatif (Ar)
Massa
Atom relatif adalah perbandingan relatif massa
atom unsurtertentu terhadap
massa atom unsur lainnya. Satuan Massa Atomdisingkat sma.
massa atom unsur lainnya. Satuan Massa Atomdisingkat sma.
1 sma = x massa atom C-12
Jika massa
atom Karbon (C) adalah 12,01115 » 12 maka perhitunganmassa
atom
relatif dilakukan dengan cara sebagai berikut :
relatif dilakukan dengan cara sebagai berikut :
Karena massa
atom C-12 sama dengan 1 sma, maka
Yang berarti :
Ar X = massa rata-rata 1
atom unsur X » Ar X = pembulatanmassa
rata-
rata 1 atom unsur X
rata 1 atom unsur X
Contoh :
Diketahui massa
atom unsur Al adalah 26,98115 tentukan massa
atom relatif (Ar)
unsur tersebut :
unsur tersebut :
Jawab :
» 26,98115 dibulatkan menjadi 27
2.
Massa Molekul Relatif (Mr)
Massa Molekul Relatif adalah perbandingan massa
1 molekul unsuratau senyawa
terhadap massa atom C-12 dan dirumuskan sebagaiberikut :
terhadap massa atom C-12 dan dirumuskan sebagaiberikut :
atau
Mr = jumlah total Ar unsur-unsur penyusun senyawa
Atau
Mr = S Jumlah Atom. Ar.b
Jumlah Atom adalah hasil perkalian antara indeks dan koefisien.Indeks menyatakan
jumlah atom masing-masing unsur yang adadidepannya. Jika terdapat indeks ganda
(indeks didalam kurung danindeks diluar kurung), maka terlebih dahulu dilakukan
perkalian antarindeks untuk mendapatkan indeks yang akan dikalikan
dengankoefisien nantinya.
jumlah atom masing-masing unsur yang adadidepannya. Jika terdapat indeks ganda
(indeks didalam kurung danindeks diluar kurung), maka terlebih dahulu dilakukan
perkalian antarindeks untuk mendapatkan indeks yang akan dikalikan
dengankoefisien nantinya.
Koefisien menyatakan jumlah keseluruhan atom unsur yang adadibelakangnnya.
Jika indeks dan koefisien tidak tertulis maka indeksdan koefisiennya adalah 1
Penulisan indeks dan koefisien dilambangkan sebagai berikut
dimana,
a
= koefisien
b
= indeks
X
= lambang unsur
Contoh :
Diketahui Ar H=1, Ar C=12, Ar N=14, Ar
O=16. Tentukan Mr dari senyawa
(NH4)2.CO3
(NH4)2.CO3
Jawab :
Mr (NH4)2.CO3
= {(Jlh.Atom N.Ar N) + (Jlh.Atom H.Ar H) +
(Jlh.Atom C.Ar C) + (Jlh.Atom O. Ar O)}
(Jlh.Atom C.Ar C) + (Jlh.Atom O. Ar O)}
= {(indeks N.indeks NH4).Koef.(NH4)2.CO3 x
Ar N) +
(indeks H.indeks NH4).Koef.(NH4)2.CO3 x Ar H) +
(indeks C.Koef.(NH4)2.CO3 x Ar C) + (indeks O.Koef.(NH4)2.CO3 x Ar O)}
(indeks H.indeks NH4).Koef.(NH4)2.CO3 x Ar H) +
(indeks C.Koef.(NH4)2.CO3 x Ar C) + (indeks O.Koef.(NH4)2.CO3 x Ar O)}
= {(1.2 x 1 x Ar N) + (4.2.1 x 1 x Ar H) + (1.1
x Ar C)
+ (3.1 x Ar O)}
= {(2.Ar N) + (8.Ar H) + (1.Ar C) + (3.Ar O)}
= {(2.14) + (8.1) + (1.12) + (3.16)}
= {(28 + 8 +12 +48)}
= 96
Atau kalo gak pengen Copas tinggal download aja disini
This post was written by: Miftakhun Naja
Author description goes here. Author description goes here. Follow him on Twitter
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 Responses to “Struktur Atom”
Post a Comment